Minggu, 10 Februari 2013

Metode Laundry Dengan Wet Cleaning

Pandangan Umum

Metode cara mencuci pakaian yang segera akan menggantikan sistim pencucian dry cleaning, karena dianggap sudah tidak ramah lingkungan. Teknis pencucian wet cleaning dilakukan dalam sebuah mesin cuci yang berputaran lambat, dengan hanya mempergunakan air dingin, sabun dan pelembut yang ramah lingkungan dalam arti mudah diuraikan oleh alam (biodegradable) karena terbuat dari ensim (enzyme).

Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal disekitar DKI Jakarta dan beberapa kota besar lainnya sering mendengar istilah sistim pencucian pakaian yang baru, yaitu “wet cleaning” (jangan diterjemahkan “cuci basah” karena pencucian secara “laundry” juga jika diterjemahkan akan sama).

Pengenelan Wet Cleaning

Wet cleaning (green cleansing – sistim pencucian yang ramah lingkungan) adalah sebuah metode mencuci pakaian yang segera akan menggantikan sistim pencucian “dry cleaning”. Sistim pencucian dry cleaning dianggap tidak ramah lingkungan karena mempergunakan bahan dasar minyak bumi (natural petroleum solvent), walaupun saat ini yang banyak dipakai adalah synthetic petroleum solvent, jenis perchloroethylene-PCE-perc. Petroleum solvent ini adalah jenis minyak eteris (dapat menguap) berfungsi sebagai pembersih didalam sistim pencucian dry cleaning, disamping juga diduga berpotensi dapat merangsang timbulnya beragam penyakit kanker serta gangguan organ bagian dalam tubuh manusia antara lain lidah, paru-paru, leher rahim, kandung kemih serta buah zakar.
Oleh sebab itu semenjak menjelang akhir abad kemarin, sistim pencucian dry cleaning ini di beberapa negara maju sudah banyak ditinggalkan orang, diganti dengan antara lain sistim pencucian wet cleaning. Pada masa mendatang, beberapa sistim pencucian yang akan berkembang selain wet cleaning adalah “ozone cleaning”, “ultra sonic cleaning”, “LCO2 cleaning” dsb.

Teknis Pencucian

Teknis pencucian wet cleaning dilakukan dalam sebuah mesin cuci yang berputaran lambat, dengan hanya mempergunakan air dingin, sabun dan pelembut yang ramah lingkungan dalam arti mudah diuraikan oleh alam (biodegradable) karena terbuat dari ensim (enzyme), juga memakai kondisioner yang berfungsi mengatur stabilitas kadar mineral air, dilengkapi dengan berbagai jenis mesin press serta peralatan khusus yang dapat mengembalikan bentuk masing-masing jenis serat kain yang berbeda. Putaran mesin cuci yang dipergunakan mencuci wet cleaning adalah antara 30 – 35 RPM pada saat proses pencucian biasa (normal washing) dan antara 200 – 250 RPM pada saat pemerasan (extracting).
Operator yang telah berpengalaman dan berpengetahuan berbagai macam jenis kain termasuk cara penyeterikannya yang benar, adalah merupakan aspek terpenting dari sistim pencucian wet clean yang sukses.
Prosedur pencucian sistim wetcleaning diperkenalkan dan dikembangkan oleh Kreussler dan Miele, secara komersial pada tahun 1991 dan sejak saat itu masyarakat luas menerima dan menetapkannya sebagai prosedur operasional sistim pencucian pakaian yang baru sebagai pengganti sistim pencucian dry cleaning.
Menurut Environmental Protection Agency (EPA), wet cleaning adalah metode profesional pencucian pakaian yang paling aman bagi semua jenis serat benang, termasuk yang berasal dari hewan. Karena tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, tidak menghasilkan limbah berbahaya, tidak menimbulkan polusi udara dan mengurangi potensi kontaminasi air dan tanah. Jenis deterjen khusus, softener dan kondisioner yang digunakan dalam proses wet cleaning lebih ringan tingkat kontaminasi hasil buangannya dibanding dengan produk bahan pencuci pakaian yang dipakai dirumah-tangga. Semua sisa produksi yang dibuang, dengan mudah dapat diurai dalam unit pengolahan air limbah setempat.

Kesimpulan

Bagi para pengusaha laundry profesional, sistim wet cleaning menawarkan beberapa keunggulan, yaitu antara lain biaya modal awal yang rendah, perlengkapan, peralatan dan pembuangan limbah berbahaya, serta dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Sementara sistim pencucian dry cleaning banyak terkungkung oleh semakin meningkatnya biaya energi, biaya upah karyawan, biaya asuransi tenaga kerja dll.
Bahkan para penjahit merekomendasikan sebaiknya pakaian yang mereka jahit selalu dicuci wet cleaning, karena kemungkinan kerusakan pakaian menjadi berkurang setengahnya jika dibandingkan pakaian yang dicuci dry cleaning. Mereka juga berhati-hati memilih bahan-bahan yang tidak akan hancur oleh air, bahkan ketika kemudian menempelkan label “Dry Clean Only”. Beberapa produsen pakaian mungkin saja salah menempelkan label “Dry Clean Only”, meskipun tidak ada dasar alasan yang kuat yang menyebutkan bahwa pakaian yang dicuci dry cleaning dijamin pasti tidak akan rusak.
Simbol-simbol profesional cara penanganan cucian wet clean.

Pakaian dapat dicuci wet cleaning secara normal
bisnis laundry mesin laundry.com
Bahan pakaian agak sensitif dicuci wet cleaning
bisnis laundry mesin laundry.com
Bahan pakaian sangat sensitif dicuci wet cleaning
bisnis laundry mesin laundry.com
Pakaian sama sekali tidak boleh dicuci wet cleaning
bisnis laundry mesin laundry.com
Penulis : H. Santosa Budhi HP CLM MBA
Laundry Expert & Consultant at mesinlaundry.com
Sumber : http://mesinlaundry.com
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar